STMIK Agamua Wamena dan STKIP Abdi Wacana Wamena Bekerjasama Yayasan Maga Edukasi Papua
5 min readTOP-NEWS.id, JAYAPURA – Pendiri Yayasan Maga Edukasi Papua (YMEP) dan International University of Papua (IUP) Samuel Tabuni bersama Rektor IUP Dr Izak Morin, serta Wakil Rektor III IUP Bidang Pengembangan dan Kerjasama Abinus Sama, SSos, MIR menerima kunjungan Ketua STMIK Agamua Wamena Marthen Medlama, SPd, MSi, MTESOL dan Wakil Ketua I Bidang Akademik STKIP Abdi Wacana Wamena Lepinus Gombo di ruang Rektorat International University of Papua (IUP), Sabtu (9/4/2022).
Pertemuan tersebut, merupakan tindaklanjut penandatanganan kerja sama (MoU) antara kedua perguruan tinggi itu dengan YMEP sebelumnya.
Pertemuan juga sekaligus membahasa sejumlah kemungkinan pengembangan kerja sama yang dapat dibangun secara berkelanjutan guna mempersiapkan sumber daya manusi (SDM) Papua yang unggul dalam berbagai bidang melalui jalur pendidikan tinggi.
Lipinus Gombo mengungkapkan bahwa pertemuan yang dilangsungkan ini adalah langkah positif yang sangat disyukurinya, di mana perguruan tinggi tempat dirinya mengabdi mendapatkan kesempatan untuk berkolaborasi langsung dengan YMAP dan unit-unit lembaga, termasuk IUP.
“Saya melihat kita memiliki visi dan area concern yang sama, sehingga saya rasa kita dapat bekerjasama dalam berbagai bidang. Karena tujuan dari kampus kami juga adalah mencetak tenaga-tenaga pendidik yang profesional. Dengan demikian, maka saya berharap kerja sama yang telah kita sepakati ini dapat kita realisasikan dan untuk jangka waktu yang panjang,” kata Lipinus Gombo dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Sabtu (9/4/2022).
Selain itu, Lipinusnjuga mengapresiasi YMEP dan IUP yang telah bersedia menerima rencana kerja sama tersebut.
Hal senada juga disampaikan Marthen Medlema, yang mengapresiasi kesediaan YMEP dan IUP dalam membangun kerja sama dengan kedua isntitusi pendidikan yang berbasis di Wamena, Papua.
Ia juga mengungkapkan bahwa selama ini dirinya hanya mendengar dan menyaksikan melalui media mengenai berbagai capaian dari YMEP melalui berbagai unit lembaganya secara khusus.
Yakni, PLI dengan program persiapan studi luar negeri untuk anak-anak asli Papua yang hendak menempuh pendidikan tinggi S1, S2 hingga S3.
Oleh karena itu, Marthen mensyukuri pertemuan yang bisa terealisasi ini, guna menegaskan rencana kerja sama konkret dalam usaha memajukan SDM Papua melalui kerja sama yang saling menguntungkan.
“Pada prinsipnya kami sangat berterimakasih, atas nama pribadi dan lembaga kami merasa ini adalah sebuah kehormatan di mana pendiri YMEP Pak Samuel Tabuni, dan Pak Izak Morin selaku pimpinan IUP mau menyambut kami dengan tangan terbuka, dan bahkan bersedia bekerjasama dengan kampus kami. Walupun kampus kami masih tergolong sebagai kampus kecil yang ada di Wamena,” ujar Marthen.
Menyambut baik kerja sama dalam pertemuan tersebut, Samuel Tabuni selaku pendiri YMEP juga pendiri IUP dan Papua Language Institute (PLI) mengungkapkan kesediaannya mendukung rencana kolaborasi ini dengan melihat peluang kerja sama yang bisa dibangun.
Yaitu, tidak hanya melalui IUP dan PLI saja melainkan juga melalui unit-unit lain yang berada di bawah YMEP. Seperti Papua Research & Development Centre (PRDC) maupun Papua International Learning Centre (PILC).
“Saya secara pribadi maupun atas nama lembaga mengapresiasi keinginan dari dua institusi pendidikan tinggi di Wamena ini untuk bekerjasama dengan kami. Apa yang tengah kita lakukan hari ini tidak hanya untuk kepentingan masa depan generasi muda Papua saat ini semata, melainkan sesuatu yang akan menjadi pondasi yang kokoh untuk anak cucu kita di Tanah Papua yang kita cintai bersama ini,” ungkap Samuel Tabuni pada kesempatan yang sama.
Menurut Samuel, kerja sama ini akan menolong kita untuk proses exchange knowledge (bertukar ilmu) juga exchange experience (bertukar pengalaman) yang tentu akan sangat berguna bagi kita dalam membekali para calon pemimpin Papua melalui institusi pendidikan kita masing-masing.
“Pengalaman dan jaringan yang telah kita miliki masing-masing tentu akan memperkaya kita satu dengan lainnya,” ucap Samuel.
Bukan itu saja, hal lain yang juga dikemukakan Founder IUP ini adalah terkait kemungkinan PLI membantu mempersiapkan para lulusan (alumni) dari kedua institusi ini yang memiliki potensi dan minat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di luar negeri melalui jaringan yang telah dibangun oleh PLI, baik ke Rusia, Amerika Serikat, Australia dan lain sebagaianya.
Samuel bahkan mendorong agar segera dibentuknya Badan Kerjasama (BKS) antar kedua isntitusi ini dengan YMEP jika memang diperlukan untuk memudahkan proses kerja sama yang intensif.
YMEP dan IUP Hadir Ciptakan SDM Papua yang Lebih Baik
Mempertegas apa yang dikemukakan Samuel Tabuni pada pertemuan itu, Rektor IUP Dr Isak Morin menambahkan bahwa sebagai salah satu unit lembaga yang berada dibawah YMEP tentu IUP akan selalu berjalan dibawah visi yang sejalan dengan YMEP.
Dirinya menyadari betul akan pentingnya kerja sama antar institusi dan lembaga, karena IUP tidak hanya hadir untuk menopang usaha menciptakan SDM Papua yang lebih baik sebagaimana telah dan sedang dilakukan oleh perguruan-perguruan tinggi terdahulu, namun IUP juga perlu ditopang dan dilengkapi oleh perguruan-perguruan tinggi tersebut.
“Sebagai institusi pendidikan tinggi bertaraf internasional pertama di Papua, memang dapat dikatakan bahwa IUP ini baru seumur jagung, karena baru saja mendapatkan SK (surat keterangan) pendirian Februari lalu,” jelas Rektor IUP.
“Namun kami yakin bahwa kehadiran IUP di Tanah Papua akan memperkuat berbagai perguruan tinggi yang selama ini sudah ada dan beroperasi di wilayah Papua maupun Papua Barat. Baik yang swasta maupun yang negeri. Dengan demikian, maka kerja sama antar institusi pendidikan tinggi ini akan terus kami bangun dengan siapa saja,” tutur Izak Morin.
Apalagi dengan institusi atau lembaga yang memiliki visi yang sama dalam mewujudkan SDM asli Papua yang lebih baik.
“Kami secara prinsip sejalan dengan YMEP untuk membangun kerja sama yang bisa memperkuat peran kita masing-masing melalui pendidikan tinggi. Konsep pendidikan merdeka belajar dan kampus merdeka dapat menjadi pijakan bagi kita dalam membangun berbagai bentuk kerja sama,” tegas Morin.
Menutup pertemuan tersebut, Wakil Rektor III yang membidangi Bidang Pengembangan dan Kerjasama Abinus Sama, SSos, MIR turut menegaskan bahwa kerja sama yang dibangun adalah bagian dari sebuah usaha mewujudkan kesatuan. Karena tanpa persatuan, maka masyarakat Papua akan dengan mudah dipecah belah, baik pihak dari dalam maupun pihak dari luar.
“Saya berharap persatuan ini harus digalakkan, terutama oleh kalangan intelektual Papua, agar segala niat memecah belah dapat kita bendung. Sebagai institusi kami tidak hanya membangun kerja sama dengan berbagai isntitusi dan lembaga di luar sana lalu mengabaikan institusi dan lembaga perguruan tinggi yang ada di Papua. Melakukan kerja sama secara berimbang, baik dengan pihak di luar Papua maupun yang ada di Papua adalah hal yang penting untuk pengembangan pendidikan di Tanah Papua ke depan,” ungkap alumnus Australian National University (ANU) Canberra, Australia.
Sumber: Abdiel F Tanias,
Dir Media Centre
Editor: Frifod