Sekretaris Umum Manajemen Klub Perseman Manokwari Ucapkan Belasungkawa Atas Tragedi Stadion Kanjuruhan
3 min readJagat sepak bola digemparkan oleh peristiwa berdarah yang terjadi di Malang, Jawa Timur. Laga antara Arema FC dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam, berakhir rusuh dan memilukan. Hal ini dikarenakan kondisi di dalam stadion yang chaos dan tidak terkendali.
TOP-NEWS.id, MANOKWARI – “Atas nama Manajemen Klub Perseman Manokwari saya sebagai Sekretaris Umum menyampaikan rasa turut belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada para korban 174 (bahkan bisa lebih) orang meninggal dunia bersama keluarganya terkait tragedi Kanjuruhan, Malang, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022),” demikian disampaikan Sekretaris Umum Manajemen Perseman Klub Manokwari Yan Christian Warinussy dalam keterangan tertulis, Minggu (2/10/2022).
Dikatakan Yan, sebagai klub resmi PSSI di Provinsi Papua Barat, Perseman Manokwari menyampaikan rasa duka yang dalam juga kepada Manajemen Arema Malang bersama seluruh Aremania atas peristiwa yang menyedihkan tersebut.
Perseman Klub Manokwari mendesak Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo agar melakukan juga evaluasi internal terhadap anggota Polri yang menembakkan gas air mata kepada penonton di Tribun Stadion Kanjuruhan tersebut.
Ia meminta Kapolri untuk dapat menindak tegas anggotanya yang diduga berada di lapangan pada area keamanan Stadion Kanjuruhan tersebut, termasuk kapolres setempat bersama Kapolda Jawa Timur yang perlu dievaluasi dan diperiksa melalui bidang Propam.
“Perseman Manokwari meminta Pemerintah Daerah Kota Malang maupun Provinsi Jawa Timur untuk memberi perhatian dalam mendukung segenap langkah pemulihan pasca peristiwa kerusuhan berujuang maut di Stadion Kanjuruhan, Malang tersebut,” tandasnya.
Kronologis
Kerusuhan pasca pertandingan sepakbola kembali memakan korban jiwa. Sebanyak 127 orang tewas (bahkan bisa lebih yang belum terdata) dalam kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022).
Ini merupakan salah satu kematian terbanyak di laga sepakbola yang tercatat dalam sejarah.
Berikut, adalah kronologi dari tragedi berdarah tersebut menurut versi polisi, seperti dilansir CNBC Indonesia:
– Pertandingan Arema vs Persebaya yang dimulai pukul 20:00 WIB di Stadion Kanjuruhan berlangsung sengit. Namun, di pertandingan kali ini, Arema sebagai tuan rumah tidak beruntung karena kalah 2-3 dari Persebaya.
Awalnya, pertandingan berakhir dengan kondusif. Namun, menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, beberapa pendukung Arema yang merasa kecewa turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.
Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Meski demikian, upaya ini tidak berhasil. Semakin lama kekecewaan suporter makin kuat dan kemarahan tidak terkendali, karena disertai dengan lemparan benda-benda ke lapangan.
– Polisi menembakkan gas air mata guna meredakan kemarahan suporter. Dari tembakan air mata itu suporter yang mencoba menghindar kian tidak terkendali, sehingga harus mengorbankan penonton lain dengan menginjak-injak guna menyelamatkan diri.
Banyak dari penonton yang mengalami sesak napas akibat asap gas air mata. Cuitan netizen juga menyebutkan orangtua kehilangan balita lantaran situasi panik yang tidak terkendali akibat tembakan gas air mata polisi.
Situasi makin tak terkendali. Dua kendaraan polisi dirusak, salah satunya dibakar. Penonton juga dilaporkan membakar fasilitas lain di stadion.
– Kerusuhan juga melebar hingga ke luar stadion. Total delapan kendaraan polisi dirusak. Para pemain Persebaya sempat tertahan hingga satu jam di kendaraan taktis milik polisi. Mobil rantis yang ditumpangi Persebaya juga dilempari suporter Arema.
Sekitar pukul 03:00, Minggu (2/10/2022), Polda Jawa Timur menggelar konferensi pers terjadi tragedi di Kanjuruhan. Sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal, dua di antaranya polisi.
Tragedi berdarah ini, membuat Arema FC terancam hukuman dilarang menjadi tuan rumah hingga sisa kompetisi Liga 1 2022/2023.
Editor: Frifod