Pertikaian Liti Gea dan Beni Jadi Viral, Pedagang Gambir Minta Keadilan
3 min readTOP-NEWS.id, MEDAN – Viral kasus dugaan pertikaian antara pedagang cabai di Pasar Gambir Percut Setuan, Liti Wari Iman Gea dan Beni Saputra (BS) warga Jalan Dusun 9, Rambungan 2, Kecamatan Percut Sei Tuan, yang terjadi pada 5 September 2021, menjadi sorotan netizen.
Banyak komentar yang menyudutkan Beni hingga berdampak tidak baik terhadap istri dan anak-anaknya.
Atas laporan penganiayaan Liti ke Polsek Percut Seituan, dirinya mengaku telah dianiaya oleh Beni dan temannya.
Setelah kejadian tersebut, anak Liti Gea meng-upload rekaman peristiwa tersebut ke media sosial (medsos) hingga menjadi isu santer jadi pembicaraan.
Dalam rekaman anak Liti, terlihat ibunya duduk di tengah jalan sembari berteriak histeris. Terkesan dalam rekaman tersebut bahwa Liti benar tak berdaya akibat penganiayaan.
Padahal menurut para pedagang yang menjadi saksi mata di tempat kejadian perkara (TKP), pagi itu Liti Gea yang menyerang Beni, sembari membawa kayu dan kunci.
Hal itu dipicu karena merasa tak senang dirinya ditegur Beni untuk menggeser becak barangnya yang menyebabkan kemacetan di Pasar Gambir.
Sementara kejadian itu menurut pengakuan Liti Gea, dirinyalah yang menjadi korban penganiayaan tiga orang, yaitu Beni, Feri dan saudaranya yang saat kejadian berusaha melerai pertikaian tersebut.
“Yang saya lihat Beni tak ada salah, karena posisi pajak (pasar) saat itu sedang macet. Beni meminta Leti untuk menggeser becak barangnya yang saat itu diparkir di tengah jalan sehingga membuat macet. Mendengar itu Leti malah emosi, pertama mereka perang mulut dan saling mendorong. Mereka berdua sama- sama terjatuh di jalan, kemudian dilerai pedagang dan membawa Leti ke dalam pasar,” aku Hendrik tukang parut kelapa.
Tak berhenti sampai disitu, Leti meludahi Beni dan memukul pipi Beni. Kemudian Leti kembali menjatuhkan diri ke jalan sembari berteriak histeris. Tak hanya Beni, berapa orang yang berusaha melerai pertikaian tersebut juga menjadi korban keganasan Leti.
Tangan dan hidungnya Fery ikut terluka goresan akibat sabetan kunci bengkel becak motor, yang berusaha menangkis pukulan boru Gea yang juga melempar keduanya pakai kunci.
“Soal pengutipan uang Rp 500 ribu dan lainnya tersebut tidak benar. Makanya kami heran kenapa Beni ditahan dengan laporan penganiayaan, padahal yang terjadi malah sebaliknya,” terang Doni pedagang gorengan, yang diaminkan Hendrik, Senin (11/10/2021).
“Semua pedagang pasti taulah kejadiannya, bohong semua pengakuan Liti pada polisi kalau dirinya dianiaya Beni. Yang luka lebam saja wajah Beni, tangan Fery tergores sabetan kunci si Gea. Siapa yang tak tau emosinya boru Gea itu, hampir semua pedagang jadi imbangnya (lawannya),” ucap Doni lagi.
Liti Gea di Mata Para Pedagang
Di Pasar Gambir, Liti Gea terkenal emosian alias temperamen. Ternyata tak hanya Beni yang sekarang menjadi lawannya, berapa pedagang lain juga pernah berseteru dengan Liti dengan kasus yang sama.
Menurut Rudianto Sujiwo, salah satu pedagang warung kopi yang sudah lama berdagang di pasar tersebut, Gea memang terkesan emosian. Beberapa pedagang pernah ribut dengannya, saat penertiban Pasar Gambir dialah yang paling ngotot melawannya dengan perkataan yang tak pantas diucapkan.
“Semua pedagang imbangnya, sapa yang tak dilawan Gea, semua diribak. Satu cakap awak seribu balasannya, malas orang melayaninya,” tutur Rudianto.
Sebelumnya, disinyalir Gea juga pernah ribut dengan pedagang, dan dilaporkan ke polisi. Gea diduga minta sejumlah uang yang cukup besar, karena tak punya uang, akhirnya pedagang yang tak lain suami istri tersebut terpaksa menjalani tahanan, meski mereka sama-sama bersalah.
“Ini mungkin dicoba Gea lagi untuk mendapatkan duit dengan melaporkan Beni ke polisi, padahal yang salah belum tau siapa?” jelas Ketua DPC LSM Penjara Indonesia.
Masih kata Rudianto Sujiwo, pedagang bingung ketika mendengar video rekaman Gea yang mengatakan kalau Beni itu preman dan suka memalak pedagang Pasar Gambir.
“Kalau salah disalahkan, kalau benar dibenarkan, kita cuma mencari keadilan. Bukan berarti karena kasus ini viral di medsos, kebenaran dikesampingkan. Diminta pihak kepolisian melihat kejadian yang sebenarnya, tindak yang salah dan jangan pilih kasih. Kami pedagang semua terkejut mendengar Beni ditahan polisi, sementara Gea bebas berkeliaran,” ungkap Sujiwo.
Ditambah Doni lagi, menurut sepengetahuannya yang mengalami luka lebam itu Beni dan luka gores Fery. Cuma karena Gea perempuan terekam saat itu Beni sedang menangkis pukulan Gea, seakan-akan Beni sedang memukuli Gea.
“Jadi kalau Liti Gea mengaku dirinya pingsan itu bohong. Kalau pingsan jadi yang jalan sambil merepet itu siapa? Kalau menurut kami yang menjadi saksi mata, ada keganjalan dari pengakuan Liti Gea. Cobalah diselidiki dengar benar kasus ini, jangan main viral terus dipercaya benar,” pinta para pedagang Pasar Gambir.
Reporter: Harry
Editor: Frifod