Penyebab Kebakaran TPA Kopi Luhur Kota Cirebon Masih Dalam Penyelidikan
3 min readTOP-NEWS.id, JAKARTA – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat, mengalami kebakaran pada Sabtu (9/9). Penyebab kebakaran hingga saat ini masih dalam penyelidikan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, titik api pertama kali muncul pada pukul 15.30 WIB dan dilaporkan oleh warga yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian.
Api yang membakar cepat meluas hingga merembet ke lahan kosong karena faktor angin dan material sampah yang mudah terbakar. Jika ditotal, luas lahan yang terbakar mencapai kurang lebih tiga hektar.
“Beruntung tim gabungan dari
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon bersama Pemadam Kebakaran Kota Cirebon, TNI, Polri, Tagana dan pihak swasta segera melakukan pemadaman,” jelas Abdul Muhari, Ph.D. Kepala Pusat Data,Infformasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (11/9).
Sementara Kepala Seksi Penyelamatan dan Evakuasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon, Arief Adhitya mengatakan, kebakaran TPA itu menimbulkan asap yang begitu tebal dan masuk ke permukiman warga.
Sebagian warga dari 1.500 KK terpaksa harus mengungsi karena asap menyusup ke dalam rumah mereka.
“Sampahnya ini kan menggunung di atas bukit. Ketika terbakar asapnya masuk ke dalam rumah. Sebagian warga dari kurang lebih 1.500 KK yang tinggal di situ mengungsi karena memang asap yang tebal ini masuk ke rumah mereka,” jelas Arief dikutip dari laman BNPB.
Para warga tersebut mengungsi di tenda-tenda yang sebelumnya telah disiapkan oleh pihak TNI dan Polri.
Tim BPBD Kota Cirebon kemudian membantu memobilisasi dan mendata para warga yang mengungsi serta membagikan masker.
“Warga mengungsi di tenda TNI dan
Polri yang sudah disiapkan. BPBD Kota Cirebon membantu memobilisasi warga dan memberikan masker,” ungkap Arief.
Menyinggung muasal penyebab kebakaran, Arief mengatakan bahwa hal itu masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh tim gabungan. Musim kemarau yang menyebabkan kekeringan memang berpotensi menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya kebakaran hutan maupun lahan.
“Belum dapat analisa penyebab kebakaran seperti apa. Sedang tahap penyelidikan lebih lanjut
dengan pihak terkait termasuk kelurahan,” jelas Arief.
Api berangsur-angsur padam namun masih ada bara api dan titik-titik api di beberapa lokasi. Akan tetapi api masih dapat dikendalikan dan berada dalam pengawasan tin gabungan di lapangan.
“Api masih ada tapi masih dapat dikendalikan. Jadi masih dalam pengawasan kami,” kata Arief.
Di samping itu, warga yang mengungsi sebagian sudah kembali ke rumah masing-masing karena situasi dan kondisi mulai kondusif. Warga juga telah membersihkan rumah mereka dari sisa-sisa kebakaran sampah yang terbawa masuk oleh angin.
“Saat ini sudah kembali ke rumah masing-masing,” ungkap Arief.
Sebagai antisipasi dan mencegah agar kebakaran serupa tidak kembali terjadi, tim gabungan hingga saat ini masih bersiaga di lokasi kejadian.
Dinas Kesehatan Kota Cirebon juga berjaga di posko darurat untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga maupun petugas. Sementara itu, dapur umum juga didirikan oleh Dinas Sosial setempat.
Peristiwa kebakaran di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bukan kali pertamanya terjadi. Sebelumnya kejadian serupa juga terjadi di TPA Sarimukti yang berada di Bandung Barat pada Sabtu (19/8). Setidaknya sebanyak 3.000 KK terdampak atas kejadian itu. Upaya pemadaman telah dilakukan oleh satgas darat, termasuk dukungan water bombing menggunakan helikopter BNPB.
Demi mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali, masyarakat diharapkan dapat menjaga lingkungan dengan baik, tidak membuang puntung rokok di sembarang tempat, tidak membakar sampah sembarangan, tidak membuka lahan dengan cara dibakar, memastikan perapian dipadamkan secara sempurna pada saat berkegiatan di alam atau luar rumah dan selalu sedia alat pemadam kebakaran darurat.