Mengintip Lima Destinasi Wisata Terasering di Indonesia
3 min readTOP-NEWS.id,JAKARTA – Destinasi wisata terasering di Indonesia menampilkan keindahan alam dengan nilai estetika tinggi, yang tentu saja akan memberikan pengalaman baru kepada wisatawan yang berlibur.
Teknik terasering adalah persawahan di lahan miring yang dibuat bertingkat-tingkat dan biasanya ada di dataran tinggi.
Pada dasarnya terasering dibuat untuk memaksimalkan penyerapan air hujan dan retensi air, serta yang utama adalah mencegah longsor di dataran tinggi.
Namun sekarang fungsi terasering juga bertambah yakni menjadi destinasi wisata yang diminati wisatawan mancanegara.
Bagi yang ingin melihat keindahan alam yang unik dengan konsep terasering bisa mengunjungi 5 destinasi wisata terasering seperti yang dilansir laman kemenparekraf.
1. Terasering Jatiluwih, Bali
Saat membahas wisata terasering di Indonesia, destinasi pertama yang harus dikunjungi adalah terasering di Jatiluwih, Bali. Di tempat ini wisatawan tidak hanya menikmati hamparan sawah yang luas, namun juga menikmati keindahan perbukitan dan pepohonan rindang di sekitarnya.
Menariknya terasering di Jatiluwih menggunakan sistem irigasi tradisional sawah di Bali, yang dikenal dengan nama Subak. Tidak main-main, pada 2012 Subak Desa Jatiluwih ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.
Dilihat dari sisi budaya, sistem irigasi di terasering Jatiluwih pun memiliki nilai tersendiri yaitu menerapkan nilai-nilai agama Hindu: Tri Hita Karana atau falsafah hidup antara Tuhan, manusia, dan alam.
2. Terasering Tegalalang, Bali
Destinasi wisata terasering selanjutnya adalah Tegalalang, Ubud, Gianyar, Bali. Hamparan sawah bertingkat yang luas dan rapi terbingkai indah di antara pohon kelapa yang terus berayun mengikuti angin.
Udara sejuk di area terasering Tegalalang akan membuat kita betah menikmati sawah hijau yang memenuhi setiap petaknya. Untuk melengkapi kegiatan berlibur di Tegalalang, kita bisa mengunjungi beberapa restoran yang menyediakan kuliner khas Bali di sana.
3. Terasering Perkebunan Bawang Panyaweuyan, Majalengka
Tidak hanya sawah yang ditumbuhi padi, konsep terasering juga berlaku untuk kebun bawang, seperti yang terdapat di Jawa Barat, yaitu terasering perkebunan Bawang Panyaweuyan, Majalengka. Berada di kaki Gunung Ciremai, destinasi wisata satu ini memiliki suasana asri dan udara sejuk yang membuat siapa saja yang datang betah berlama-lama.
Waktu terbaik mengunjungi area terasering perkebunan bawang di Panyaweuyan adalah pagi hari. Karena kita bisa menikmati cantiknya matahari terbit yang seakan muncul di balik Gunung Ciremai. Hal menarik lainnya, kawasan terasering Panyaweuyan bukanlah daerah persawahan, namun perkebunan bawang dan sayur.
4. Terasering Sitegong, Magelang
Setelah dari Bali, destinasi wisata terasering selanjutnya ada di Magelang, Jawa Tengah yaitu Sitegong atau dikenal dengan Wisata Terasering View Sumbing. Berbeda dengan destinasi wisata terasering lainnya, di sini kita disajikan hamparan persawahan hijau luas dengan berlatar Gunung Sumbing.
Bahkan karena berlokasi di kaki Gunung Sumbing udara di sekitar terasering Sitegong terasa sangat sejuk, bersih, dan bebas polusi. Waktu terbaik untuk menikmati hamparan sawah di sini adalah sekitar pukul 10.00 WIB, saat cuaca sedang cerah keindahan alam tiada dua akan tersaji sempurna di sini.
5. Terasering Danau Maninjau, Sumatera Barat
Tak kalah menarik kawasan terasering di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat juga layak menjadi destinasi wisata yang dikunjungi selanjutnya. Berbeda dengan terasering lainnya, di sini kita bisa melihat panorama terasering di tepian danau berwarna biru kehijauan yang indah.
Selain area persawahan yang tersusun rapi, keunikan lainnya dari destinasi wisata terasering di Danau Maninjau adalah pemandangan matahari terbenam diselimuti kabut dan gunung yang menakjubkan.
So, dari kelima destinasi wisata terasering di atas, mana yang paling menarik untuk kamu kunjungi?
Foto Cover: Suasana sawah terasering khas Indonesia, yang bertumpuk dan menghampar luas. (Shutterstock/My Good Images)
Sumber : kemenparekraf.go.id