Kuliah Umum UIP, Samuel Tabuni: Membaca Harus Menjadi Habit Seluruh Mahasiswa
7 min readTOP-NEWS.id, JAYAPURA – Universitas Internasional Papua (UIP)/International University of Papua (IUP) menyelenggarakan kuliah perdana tahun akademik 2023/2024 dengan mengusung tema “Dukung Pendidikan Derskala Internasional di Tanah Berlimpah Sumber Daya Alam & Budaya.” Acara digelar di Theater Papua Youth Creative Hub Jayapura, Papua, Selasa (29/8/2023). (Foto: Humas UIP)
Kuliah umum kali ini diselenggarakan di Theater Papua Youth Creative Hub, dengan menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain Sekretaris Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Sekretaris Utama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Dr. Ir. Taufik Hanafi, MUP, dan Kapolresta Jayapura Kota Kombes Pol. Dr. Victor Dean Mackbon, S.H., S.IK., M.H., M.Si.
Kemudian, Tecnical Expert External Communication PT Freeport Indonesia (PT FI) Kerry Yarangga, SKM., M.Kes., MPH, Manager Produksi Underground PT FI Aiwoisendin Hendrik Werimon S.T, MBA, dan Dr. Greg Poulgrain, adalah Adjunct Professor of History, State University of Malang, East Java & Adjunct Fellow, Law and Society, University of the Sunshine Coast, Australia), serta Samuel Tabuni, M.Si.,MAJEd selaku Pendiri Yayasan Maga Edukasi Papua (YMEP), Papua Language Institute (PLI) dan Universitas Internasional Papua (UIP).
Kuliah umum yang merupakan agenda rutin UIP ini, diikuti oleh seluruh mahasiswa baru maupun mahasiswa angkatan pertama UIP yang kini memasuki Semester III, sebagai tanda dimulainya perkuliahan tahun akademik 2023/2024.
Rektor UIP, Dr. Izak Morin, MA dalam sambutannya mengemukakan bahwa kuliah umum yang diisi oleh berbagai pakar di bidangnya masing-masing dapat memberikan pencerahan, sekaligus membangun motivasi baru seluruh civitas akademika UIP agar dapat terus berpacu dalam memperlengkapi diri dengan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang dapat berguna bagi Tanah Papua.
“Saya meminta seluruh mahasiswa baru maupun mahasiswa angkatan pertama agar terus berjuang menghadapi berbagai tantangan akademik maupun non akademik. Hal ini agar nantinya dapat lulus dengan kualifikasi sangat memuaskan, serta prestasi yang membanggakan agar dapat berkontribusi bagi bangsa dan dunia,” kata Rektor UIP dihadapan mahasiswa baru maupun mahasiswa angkatan pertama dan para undangan.
Tidak lupa Rektor UIP Dr Izak Morin, MA menyampaikan terima kasih atas kesediaan seluruh pembicara yang telah berkenan meluangkan waktunya di tengah kesibukannya untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada seluruh civitas akademika UIP dalam kuliah umum ini.
“Saya mengapresiasi kerja keras seluruh Panitia Pelaksana PKKMB 2023 yang sudah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kuliah umum kali ini,” ujar Rektor UIP mengakhiri sambutannya.
Kuliah umum ini dibuka oleh Penjabat (Pj) Walikota Jayapura Dr. Frans Pekey, M. Si yang diwakili Asisten II Skretaris Kota Jayspura Ir. B. Widhi Hartanti dengan didampingi para pejabat dan pendiri UIP.
Dalam sambutannya membuka kuliah umum ini, selain menyemangati mahasiswa-mahasiwswi UIP, Pj. Walikota Jayapura dalam kesempatan ini menyampaikan apresiasi kepada UIP yang telah mengambil bagian dalam upaya membangun sumber daya manusia (SDM) Papua dengan menghadirkan pendidikan bertaraf internasional.
“Meski baru saja dimulai tahun lalu dan apa yang sedang dikerjakan UIP ini harus dapat terus berkembang ke arah yang lebih baik, serta harus terus didukung oleh semua elemen masyarakat, termasuk pemerintah daerah, provinsi maupun pemerintah pusat,” jelas Ir. B. Widhi Hartanti.
Menurutnya, halnl ini tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan adalah kunci untuk mewujudkan kemajuan pembangunan suatu masyarakat. Oleh karena itu, baginya UIP telah memainkan peran yang penting dalam membangun generasi muda Papua yang kompeten dan inovatif di masa mendatang.
Kuliah umum UIP sesi pertama diawali dengan pemaparan materi oleh Dr. Greg Poulgrain dengan dipandu oleh Wakil Rektor II UIP Abinus Sama, S.Sos, M.I.R sebagai moderator.
Pada sesi ini, Dr. Greg mengawali pemaparannya dengan memberikan gambaran umum terkait isu sosial, politik, dan budaya Papua dalam relasinya dengan masyarakat di wilayah pasifik yang merupakan bagian dari etnis Melanesia, yang sekaligus pada saat yang sama merupakan bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemaparan materi oleh Dr. Greg ini disampaikan secara daring yang kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi yang juga disampaikan secara daring oleh Dr. Ir. Taufik Hanafi, MUP dengan dipandu oleh Varis Vadly Sanduan, S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Antropologi UIP dan juga moderator.
Pembangunan Jangka Panjang 2025-2045
Sekretaris utama BAPPENAS Dr. Ir. Taufik Hanafi dalam pemaparannya mengemukakan beberapa hal berkaitan dengan rencangan pembangunan jangka panjang nasional 2025-2045, yang telah diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 15 Juni 2023.
Di mana secara khusus ia menjelaskan bahwa mengenai posisi peran penting pemerintah dalam pembangunan di bidang pendidikan, khususnya melalui pendidikan tinggi dalam rangka mendukung pencapaian sasaran Indonesia emas 2045.
Visi Indonesia emas 2045, adalah Negara Nusantara berdaulat, maju dan berkelanjutan, menurutnya, guna mewujudkan visi Indonesia emas 2045 tersebut, dibutuhkan tiga transformasi besar dan penting yang harus dilakukan, yaitu tranformasi di bidang sosial, transformasi di bidang ekonomi dan transformasi di bidang tata kelola.
Kesempatan yang sama sesi kedua kuliah umum pemaparan materi disampaikan oleh Perwakilan PTFI, yaitu Kerry Yarangga, SKM., M.Kes., MPH dan Aiwoisendin Hendrik Werimon, S.T, MBA dengan dipandu oleh Dekan Fakultas Sains & Teknologi UIP Elia Musa Rawar, B. Eng., M.S. ETM., PM sebagai moderator.
Sesi kedua kali ini pemateri memberikan gambaran mengenai apa yang dikerjakan oleh PTFI di atas Tanah Papua. Sesi ini menjadi salah satu sesi yang paling menarik, karena membahas mengenai salah satu tambang terbesar di dunia yang beroperasi di Indonesia dan secara khusus di Papua sejak tahun 1967.
Pemaparan dari kedua narasumber ini meliputi gambaran umum mengenai PTFI, proses tambang dan proses produksi, mekanisme dan sistem kerja, jenis-jenis hasil tambang, skema pembagian hasil produksi, bahkan hingga informasi peluang kerja bagi putra-putri Papua.
Kedua pembicara juga mendorong seluruh mahasiswa agar memanfaatkan kesempatan belajar mereka di UIP dengan mengeluarkan semua potensi terbaiknya agar kelak bisa turut bekerja di PTFI.
Dari interkasi mahasiswa dalam sesi diskusi ini terkesan bahwa mahasiswa UIP termotivasi untuk bekerja di PTFI bila sudah lulus kuliah kelak, karena melihat bahwa PTFI mengembangkan sistem kerja bertaraf internasional dan para pekerja di PTFI yang juga sangat beragam.
Yakni, tidak hanya pekerja yang adalah orang Papua maupun non Papua saja, melainkan juga pekerja asing yang berasal dari berbagai negara di dunia.
Pemaparan kemudian dilanjutkan oleh pemateri Kapolresta Jayapura Kota Kombes Pol. Dr. Victor Dean Mackbon, S.H., S.IK., M.H., M.Si dengan dipandu oleh Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris UIP Demmy Tabuni, S.S., M.Ed selaku moderator.
Kapolresta Jayapura Kota pada kesempatan ini memaparkan materi mengenai kehidupan berbangsa, bernegara dan pembinaan kesadaran bela negara. Pada sesi ini, Kombes Pol Dr. Victor mengajak seluruh civitas akademika UIP untuk selalu memiliki kesadaran dan senantiasa berupaya untuk membangun kehidupan sosial yang harmonis, rukun, saling menghormati (menghormati perbedaan), sampai dengan tindakan menangkal ancaman serangan musuh bersenjata yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri demi untuk melindungi kedaulatan bangsa dan negara.
Ia pun menegaskan bahwa bela negara bukan semata menjadi tanggung jawab pemerintah dan TNI/POLRI saja, melainkan juga tanggung jawab seluruh elemen masyarakat termasuk seluruh civitas akademika UIP.
Sesi ini menjadi meriah, karena diakhir dari pemaparan materinya, Kapolresta Jayapura Kota yang juga merupakan putra Papua secara spontan memberikan hadiah sebagai bentuk apresiasinya kepada para mahasiswa yang telah turut ambil bagian dalam sesi tanya jawab.
Sesi kuliah umum kali ini diakhiri dengan pemaparan materi oleh Samuel Tabuni, M.Si., MAJEd selaku pendiri YMEP, PLI dan UIP yang dipandu oleh Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris UIP Paskalis Kaipman, S.Pd., M.Ed.
Pada bagian ini, alumni Hebrew University of Jerusalem Israel ini mengangkat topik yang menyoroti dilema pendidikan di atas Tanah Papua.
Pendiri UIP Samuel Tabuni menggaris bawahi lima hal pokok yang meliputi, pertama kebijakan dan kewenangan penyelenggaraan pendidikan yang tidak sesuai konteks masyarakat Papua.
Kedua, kurikulum yang tidak hanya menjawab kebutuhan, malainkan juga kurikulum yang mampu melekatkan orang Papua pada akar budaya aslinya yang erat kaitannya dengan penguatan identitas sebagai orang Papua.
Ketiga, keterbatasan dan tingkat partisipasi guru yang rendah, keempat yaitu keterbatasan sarana prasarana penunjang pendidikan karena sulitnya akses.
“Dan yang kelima, pola manajemen pendidikan berasrama yang mampu mempersiapkan generasi muda Papua terbaik dalam berkontribusi membangun Papua, Indonesia dan bahkan dunia,” tandas Samuel Tabuni.
Pria kelahiran Nduga ini juga mengajak seluruh mahasiswa agar memanfaatkan kesempatan kuliah di UIP sebaik-baiknya.
Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa perkembangan dunia yang cepat dengan segala kecanggihan teknologinya, di mana kecerdasan buatan dapat dengan mudah mengeliminasi peran manusia dalam berbagai bidang keahlian dan pekerjaan, digantikan dengan robot/mesin.
Tokoh pendidikan ini juga mengajak seluruh mahasiswa agar selalu rajin membaca dan mengikuti berbagai perkembangan informasi secara kritis, hingga membaca menjadi sebuah kebiasaan seluruh mahasiswa UIP.
Diakhir pemaparannya alumni Hebrew University of Jerusalem Istrael ini juga menegaskan bahwa seluruh mahasiswa UIP yang benar-benar memanfaatkan kesempatan belajar di UIP dengan menyerap semua ilmu dan pengalaman dari para dosen dapat memiliki peluang paling besar dalam mengkases beasiswa pendidikan tinggi pada level selanjutnya.
“Yakni S2 bahkan S3 ke berbagai perguruan tinggi di luar negeri, terutama perguruan tinggi yang telah menjadi mitra YMEP dan UIP yang berada di Australia, Amerika, Selandia Baru, Rusia, Israel dan lain sebagainya,” pungkas tokoh pemuda intelektual di Tanah Papua ini.
Sumber: Abdiel Fortunatus Tanias,
Kabag Humas UIP,
+62 812-3922-7113
Editor: Frifod