Ketua TPPS Humbahas Ikut Rakor Percepatan Penurunan Stunting di Medan
2 min readTOP-NEWS.id, DOLOK SANGGUL – Wakil Bupati (Wabup) Humbahas yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Humbahas Oloan Paniaran Nababan SH MH ikut Rapat Koordinasi (Rakor) dan Evaluasi Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) di Hotel Swiss Bellin, Jalan Gajah Mada Medan, Selasa (6/12/2022).
Rakor dibuka Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (KB) Sumut dr Tengku Amri Fadli MKes mewakili Ketua TPPS Sumut dan menghadirkan para nara sumber.
Antara lain, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumut Muhammad Irzal SE ME dan mantan anggota DPD Parlindungan Purba SH. Hadir dalam rakor para Ketua TPPS se-Sumut, antara lain Ketua TPPS Taput, Toba, Dairi, Pakpak Bharat, Karo, Serdang Begadai dan Padang Sidimpuan.
Tengku Amri Fadli mengatakan, pada semester I yaitu Januari-Juni 2022 hanya 12 kabupaten/kota di Sumut termasuk didalamnya Kabupaten Humbahas yang memberikan laporan mengenai stunting.
“Yang lain kemana, maka saya berharap untuk semester II ini, semua TPPS kabupaten/kota di Sumut supaya menyampaikan laporannya. Mari sama-sama bersinergis menurunkan angka stunting di daerah masing-masing. Kita tidak perlu berdebat data, pemahaman yang perlu,” ujar Amri Fadli.
Oloan P Nababan menjelaskan, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat anak mengalami kekurangan gizi dan infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan.
Rakor ini sangat penting dan diterapkan di daerah masing-masing.
Terkait stunting, Wabup Humbahas Oloan Paniaran Nababan SH MH, sudah pernah menemui Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo di Jakarta Timur.
Untuk melakukan koordinasi terkait percepatan penurunan angka stunting di wilayah Humbahas bahwa data Prevalensi Balita Stunting per Agustus 2022 di Humbahas sebesar 12,51 persen.
Dimana awalnya per bulan Februari 2022 sebesar 14.44 persen atau sudah mengalami penurunan sebesar 1,93 persen. Angka ini bisa turun apabila menyediakan sumber pangan sehat dan padat gizi untuk masyarakat khususnya keluarga risiko stunting.
Yaitu, keluarga yang memiliki anak bayi atau balita, ibu hamil, ibu menyusui dan calon pasangan usia subur atau calon pengantin.
Seperti inilah yang perlu dipantau.
Reporter: Rijhondy Siregar
Editor: Frifod