Kembangkan Parekraf di Perbatasan Skouw, Festival Crossborder Bakal Hadir Kembali
3 min readTOP-NEWS.id, JAYAPURA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno berencana akan menghadirkan kembali Festival Crossborder di Perbatasan Skouw, Papua, Indonesia dengan negara tetangga Papua New Guinea (PNG).
“Dengan diadakannya kembali festival ini diharapkan dapat mendatangkan wisatawan untuk berkunjung ke perbatasan (Indonesia) dan bermanfaat dalam menjalin hubungan bilateral antar dua negara,” harap Sandiaga saat berkunjung ke Skouw,Jayapura, Papua.
Dalam pertemuannya dengan Kepala Administrator Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw Yan Numberi, Sandiaga membahas berbagai upaya terkait dengan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di wilayah perbatasan paling Timur Indonesia itu.
Pertemuan Menparekraf dengan Kepala Administrator PLBN dilaksanakan di Ruang Rapat PLBN Skouw, Jayapura, Papua, Selasa (21/3/2023).
Ada dua agenda yang akan dikolaborasikan antara Kemenparekraf dengan PLBN Skouw serta Pemerintah Kota Jayapura untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di wilayah perbatasan.
Hal itu bertujuan untuk mengembalikan kondisi PLBN Skouw ketika sebelum pandemi COVID-19. Dimana per-hari ada 1.500 wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia melalui gerbang PLBN Skouw.
“Pertama adalah peningkatan infrastruktur pariwisata dan ekonomi kreatif dalam bingkai DAK (Dana Alokasi Khusus) yang akan diajukan kerja sama dengan Dinas Pariwisata Kota Jayapura ,” kata Sandiaga.
Kemudian, rencana menghadirkan kembali Festival Crossborder pada 2023. Ia mengatakan, iperlu ada kolaborasi dua negara antara Indonesia dengan Papua New Guinie.
Target yang ingin dicapai adalah bisa menarik sampai 2.000 wisatawan mancanegara dengan beragam kegiatan seni, budaya, musik, film, bazaar UMKM, sampai event olahraga seperti fun run.
“Nanti kami akan kerjasamakan juga dengan Papua Youth Creative Hub yang baru saja diluncurkan di Jayapura. Untuk fun run sendiri tentunya akan membawa daya tarik tersendiri serta sesuatu fenomena yang spektakuler, karena berlari melintasi dua negara,” ujar Sandiaga.
Sementara Bazaar UMKM diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian khususnya bagi pelaku ekonomi
kreatif Papua.
“Sehingga kerajinan tangan khas Papua, fesyen, kuliner ini bisa kita dorong. Untuk kebangkitan pariwisata dan penciptaan 4,4 juta lapangan kerja di tahun 2024,” katanya.
Kepala Administrator Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Yan Numberi, berharap PLBN Skouw dapat kembali seperti pada awal diresmikan.
Dimana para pelancong yang berasal dari Indonesia boleh bebas melintas ke Papua New Guinea tanpa menggunakan paspor dan begitu sebaliknya. Sehingga perlu dikaji kembali terkait dengan pemberian bebas visa kepada wisman asal Papua New Guinea.
Di samping itu, Yan Numberi, menyambut baik penyelenggaraan kembali Festival Crossborder yang rencananya akan diselenggarakan pada 2023.
“Karena pada saat pelaksanaan Festival Crossborder beberapa tahun lalu meningkat sekali pengunjung di lintas batas ini. Dengan demikian kalau Festival Crossborder ini kita kembalikan, saya yakin pengunjung akan kembali melintas seperti biasa pada awal PSBN Skouw di buka,” ujar Yan Numberi.
Usai berdiskusi, Menparekraf Sandiaga mengunjungi Pasar Skouw yang letaknya tidak jauh dari PLBN Skouw.
Pasar Skouw sendiri menjadi pusat aktivitas jual beli di daerah perbatasan dan menjadi tempat favorit masyarakat Papua New Guinie untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.
Turut mendampingi Menparekraf Sandiaga, Staf Khusus Menparekraf Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu-isu Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Brigjen TNI Ario Prawiseso; Inspektur II Kemenparekraf/Baparekraf, Kamal Rimosan; dan Direktur Infrastuktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Hariyanto. (rls)