JDP Berharap Presiden Jokowi Mau Memulai Dialog Papua-Jakarta
2 min readTOP-NEWS.id, MANOKWARI – Pater Neles Kebadabi Tebay, Pr (alm) dan sahabatnya Dr Muridan S Widjoyo (alm) keduanya, adalah mantan Koordinator Jaringan Damai Papua (JDP).
“Kedua sahabat dan saudara saya ini pernah mengatakan bahwa Dialog Tidak Akan Membunuh Siapa pun. Sebaliknya, tentu menarik untuk dipertanyakan pula apakah letusan senjata api tidak akan pernah membunuh siapa pun? Hal ini saya sampaikan diawal pernyataan ini sebagai Juru Bicara (Jubir) JDP,” kata Jubir JDP Yan Christian Warinussy dalam keterangan tertulis diterima redaksi, Rabu (20/10/2021).
Yaitu, berkenaan dengan “pilihan” negara mengedepankan operasi keamanan dengan melibatkan aparat keamanan TNI dan Polri di Tanah Papua selama lebih dari 50 tahun ini, apakah dapat menyelesaikan konflik sosial-politik dan ekonomi yang sudah terus terjadi dan berlangsung?
Konflik sosial-politik dan ekonomi yang terus berlangsung selama ini justru menurut pandangan JDP semakin mengakibatkan terjadinya degradasi kepercayaan (trust) rakyat Papua terhadap negara.
Sehingga, kata dia, kendatipun Pemerintah Indonesia terus mengedepankan pilihan melaksanakan pembangunan sebagai upaya di depan demi mensejahterakan rakyat, mungkin tidak dengan serta merta akan tercapai.
Ini karena kepercayaan rakyat terhadap negara kian mengalami penurunan secara drastis. Sebab, pada saat pembangunan gencar dilakukan di sejumlah wilayah di Tanah Papua, baik di Provinsi Papua maupun Provinsi Papua Barat.
Namun pada saat yang sama letusan senjata api terus menerus terjadi di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang maupun di Kabupaten Nduga serta Kabupaten Intan Jaya, bahkan di Kabupaten Puncak.
Semuanya di Provinsi Papua. Juga letusan senjata api terjadi terus menerus di wilayah adat Mare, Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat. Sehingga, terjadi gelombang pengungsi warga sipil dari kampung-kampung di sana ke wilayah Kabupaten Maybrat hingga ke Kabupaten Sorong Selatan, bahkan ke Kabupaten Sorong dan Kota Sorong.
Semua ini tentu mengakibatkan terjadinya degradasi rakyat sebagai warga negara terhadap negaranya sendiri.
Meskipun kita baru saja menikmati Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XX di Provinsi Papua. Namun siapa yang bisa menjamin bahwa selama berlangsungnya PON, dengan adanya pemecahan rekor sebanyak 90.
Kemudian di saat yang sama tidak ada letusan senjata api di wilayah pegunungan dan hutan di Tanah Papua? Letusan senjata api pasti bisa membawa akibat yang buruk bagi warga masyarakat sipil.
Operasi-operasi pengejaran kelompok kriminal bersenjata (KKB) atau kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) di wilayah Papua maupun Papua Barat sangat besar kemungkinan pertama sekali “menyasar” warga sipil sebagai sumber informasi guna mengetahui arah gerak KKB atau KKSB tersebut.
Karena, contoh kematian tragis Pendeta Yeremias Zenambani di Kabupaten Intan Jaya bisa menjadi bukti bahwa korban di pihak rakyat sipil senantiasa terjadi akibat operasi keamanan.
Disinilah JDP melihat bahwa dialog damai penting dipertimbangkan oleh Kepala Negara Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai cara untuk membangun kembali degradasi kepercayaan warga Papua terhadap negara.
JDP memandang bahwa inilah salah satu hasil konkret yang diharapkan bisa diperoleh, apabila ada keinginan dan kemauan Presiden Jokowi untuk memulai menyiasati penyelenggaraan Dialog Papua-Jakarta.
Editor: Frifod