Harga CPO Bikin Rekor Baru, Ekonom Desak Lanjutkan Moratorium Kebun
2 min readTOP-NEWS.id, JAYAPURA – Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) kembali catat rekor tertinggi pada Jumat (8/10/2021), yakni mencapai 4.942 ringgit atau setara Rp 16,8 juta per metrik ton (MT).
Di tengah tren harga yang terus menguat, pengamat ekonomi pertanian Bustanul Arifin menilai, moratorium atau penghentian sementara pembukaan lahan perkebunan baru harus dilanjutkan.
“Kalau saya ditanya pendapat apakah seharusnya moratorium diperpanjang, saya jawab iya. Karena, kalau enggak diperpanjang kita mencari problem baru,” kata Bustanul dalam webinar Nusantara Sawit Sejahtera (NSS), Jumat (8/10/2021).
Terlebih Indonesia menjadi presidensi G20. Dengan pandangan sawit merusak lingkungan, menurutnya, moratorium baiknya dilanjutkan.
“Apalagi Indonesia jadi presidensi atau ketua dari G20. Kalau kita ambil keputusan yang tidak populer di mata mereka, itu bahaya juga,” ucapnya.
Pemerintah telah melakukan moratorium sawit melalui Instruksi Presiden No 8/2018 tentang Penundaan dan Evaluasi Perizinan Perkebunan Kelapa Sawit Serta Peningkatan Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit. Moratorium sawit seperti diatur di Inpres tersebut, berakhir pada 19 September 2021.
Sementara Akademisi Institut Pertanian Bogor, Rachmat Pambudy mengatakan bahwa moratorium akan menimbulkan ketimpangan demand dan supply bila memang moratorium dilanjutkan.
“Permintaan meningkat terus, kalau sampai ada moratorium berarti ada ketimpangan supply dan demand. Di mana yang meningkat supply-nya berhenti kalau ada moratorium,” tutur Rachmat.
“Nah kalau perluasan area tidak bisa dilakukan, kita bagaimana caranya luas kebun sawitnya tetap, tapi yield-nya meningkat? Bagaimana caranya? Ya teknologi bisa dilakukan dari berbagai sisi, dari pembibitan,” tandasnya.
Reporter: Alivia Sarah Putri
Editor: Frifod