Di Tengah Pandemi, Kuliner di Jakut Tampil Lebih Variatif
2 min readTOP-NEWS.id. JAKARTA – Di tengah pandemi dan tantangan ekonomi para pelaku ekonomi kreatif di Jakatta Utara justru mampu menghasilkan berbagai macam produk kuliner yang bervariatif.
Sebut saja cilok keju, baby crab crispy, kunyit asem dan beras kencur, mie days, jamu gendong, susu kedelai gnv lezatos, bir pletok, kolang kaling, dapur roka sambel nusantara, hingga kebab hunter.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, yakin subsektor kuliner yang ada di Kota Administrasi Jakarta Utara (Jakut) mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dan juga membuka lapangan kerja seluas-luasnya.
“Boleh dikatakan pelaku ekonomi kreatif di Jakarta Utara ini sanggup survive atau bertahan di tengah pandemi, karena produk yang dihasilkan sangat inovatif,” kata Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno saat menghadiri Workshop Pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif, di Pendopo Hutan Mangrove, Jakarta Utara, Sabtu (4/9/2021).
Dalam kesempatan itu, Menparekraf pun turut mencicipi salah satu produk kuliner yaitu Kebab Hunter, yang diracik sendiri oleh Ibu Istiqomah. Kebab Hunter ini memiliki saos spesial sehingga menghasilkan cita rasa yang unik dan khas ala Timur Tengah.
“Sebelumnya saya sudah pernah makan kebab di Timur Tengah, dan ini jauh lebih enak karena terasa gurih dan pedasnya pas. Not to hot, but not to soft. Ini kalau dihangatkan lagi pasti jauh lebih enak,” tuturnya.
Tidak hanya mencicipi kulinernya saja, Menparekraf juga turut membantu mempromosikan satu per satu produk kuliner tersebut.
Dengan adanya potensi subsektor kuliner di Jakarta Utara, Kemenparekraf/Baparekraf berupaya untuk menjadikan Kota Administrasi Jakarta Utara sebagai salah satu kota kreatif Indonesia. Oleh karenanya, kehadiran workshop ini sebagai pemantik untuk mendorong pelaku ekraf dalam menggali dan menumbuhkembangkan potensi daerah lokalnya dengan pemanfaatan teknologi digital.
“Kita harapkan kebangkitan khususnya di subsektor kuliner ini bisa membuka peluang kerja bagi masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya.
Selain potensi kuliner, Jakarta Utara yang terletak di pesisir utara memiliki Hutan Mangrove
yang mampu menjadi daya tarik wisata dan perlu dilestarikan. Karena semakin banyak hutan mangrove di daerah Jakarta, jumlah oksigen akan semakin meningkat.
“Saya ingin berpesan, bahwa kita juga harus turut serta dalam menjaga lingkungan. Cintailah bumi kita. Karena hal ini sejalan dengan konsep pariwisata ke depan yang lebih berkualitas dan berkelanjutan lingkungan,” ujarnya.
Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Hariyanto, menambahkan, salah satu tujuan utama dari workshop Pengembangan Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia adalah tindak lanjutnya.
“Jadi bagaimana workshop ini dapat mendorong Jakarta Utara segera melakukan uji petik penilaian mandiri kabupaten kota Indonesia. Sehingga, nantinya Jakarta Utara dapat segera melakukan uji petik Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif di Indonesia,” kata Hariyanto. (rls)