Destinasi Pariwisata Super Prioritas
4 min readTOP-NEWS.id, JAKARTA, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) menggelar webinar bertajuk ‘Pengembangan Pariwisata Daerah: Peluang dan Tantangan’, Sabtu (20/11/2021).
Webinar mendatangkan sejumlah narasumber, yakni Prof Dr Ir EKS Harini Muntasib selaku Ketua Divisi Rekreasi Alam dan Ekowisata Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB), kemudian Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN (Bappenas), Leonardo AA Teguh Sambodo, SP, MS, PhD, serta Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umiati, Bupati Minahasa Utara Joune JE Ganda, dan Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba Jimmy Bernando Panjaitan.
Merdy Rumintjap, Ketua Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DPP PIKI mengatakan bahwa webinar ini digelar untuk mengawal kebangkitan kembali industri pariwisata nasional dan ekonomi kreatif yang sempat terdampak pandemi Covid-19.
“Sektor pariwisata diharapkan menyumbang devisa terbesar untuk Indonesia. Tetapi, pengembangannya harus melibatkan stakeholder pariwisata yang bersatu dengan berbagai pihak mana pun,” ujar Merdy.
Ketua Umum DPP PIKI Dr Badikenita Putri Sitepu, SE, MSi menambahkan, dari sekitar 280 proyek strategis nasional yang dicanangkan pemerintah hanya berjalan sekitar 86 proyek.
“Dari yang 86 itu pun, kemarin mengalami koreksi. Padahal peluang investasi dan pengembangan pariwisata sangat besar dari proyek strategis nasional,” kata Badikenita.
Ia menambahkan, Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat besar. Karena itu, perlu ditekankan bahwa pola pembangunan yang dilakukan di daratan dan kepulauan harus menggunakan parameter yang berbeda.
Bila dihubungkan dengan upaya pengembangan pariwisata daerah, branding atau promosi saja tidak cukup. Di saat bersamaan, upaya-upaya untuk mengembangkan infrastruktur pendukung mesti dilakukan.
“Semoga ini bisa didengar masyarakat Indonesia bahwa membangun Indonesia dan pariwisatanya itu harus secara holistik. Jadi tidak hanya membranding tujuan wisata, tetapi harus diikuti dengan memperbaiki infrastruktur,” imbuhnya.
Salah satu narasumber webinar, Prof Dr Ir E.K.S Harini Muntasib, Ketua Divisi Rekreasi Alam dan Ekowisata Fakuktas Kehutanan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) menjelaskan bahwa Indonesia memiliki banyak potensi pariwisata alam yang belum dikembangkan secara maksimal.
Dia menilai, ada prinsip-prinsip dasar ekowisata atau wisata alam yang kerap dilupakan banyak pihak.
Pemerintah Fokus Pemulihan Lapangan Kerja
“Pertama, wisata alam itu nature based atau produk dan pasarnya berdasar pada alam. Maka, wisata alam itu jangan semuanya harus mass tourism. Targetnya bukan jumlah pengunjung yang banyak, tapi jumlah uang yang masuk bisa jadi target,” jelas dia.
Kedua, menurut Harini, pelaksanaan dan manajemen pariwisata alam harus mempertimbangkan keberlanjutan ekologis. Ketiga, dalam pengembangan pariwisata alam mesti ada environmentally educative atau pendidikan lingkungan bagi pengelola dan pengunjung.
“Berikutnya yang tidak boleh dilupakan juga ekowisata harus bermanfaat bagi masyarakat lokal dan harus bisa memberikan kepuasan terhadap pengunjung,” ucapnya.
Harini menambahkan, dalam pengembangan pariwisata alam, peran serta masyarakat setempat adalah hal yang sangat penting. Namun, mereka mesti memiliki pemahaman yang benar tentang sumber daya alam di sekitarnya, serta keunggulan dan kekurangannya.
“Mereka juga harus sadar bahwa bisnis wisata, adalah bisnis pelayanan harus bisa membangun jejaring dengan para pihak terkait untuk pengembangan wisata di daerahnya juga terhadap komunitas yang menyukai sumber daya di daerahnya, serta memiliki wawasan terhadap kebutuhan pengunjung. Namun yang paling penting disini pengembangan pariwisata alam harus memperhatikan kaidah lingkungan dan modal sosial,” terang dia lagi.
Sementara itu, Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN (Bappenas) Leonardo AA Teguh Sambodo, SP, MS, PhD menjelaskan bahwa pembangunan pariwisata harus holitik dan terintegrasi.
“Pembangunan pariwisata harus meliputi pembangunan infrastruktur untuk aksesbilitas, pembangunan kawasan, pembangunan amenitas wilayah atau perkotaan, amenitas dan transaksi, pengembangan SDM (sumber daya manusia) pariwisata, dan pembangunan destinasi pariwisata itu sendiri,” urainya.
Dia menambahkan, masih ada sejumlah pekerjaaan rumah yang harus diselesaikan untuk mendongkrak iklim pariwisata di Indonesia, khususnya di masa pandemi seperti saat ini.
“Kita masih harus kerja keras untuk memastikan kesehatan dan kebersihan khususnya, karena ini masih di masa pandemi. PR (pekerjaan rumah) kita lainnya adalah memastikan lingkungan berkelanjutan, infrastruktur darat dan laut, serta infrastruktur khusus wisata,” ungkap dia.
Kata Teguh, dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional)
2020-2024 ada 18 destinasi wisata yang jadi prioritas. Namun, Presiden Jokowi telah menginstruksikan agar hingga akhir 2020, fokus diberikan pada pembangunan fisik lima destinasi super prioritas yang meliputi Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang yang harus sudah selesai akhir 2020.
“Setelah itu, masuk lima destinasi pariwisata prioritas berikutnya yang meliputi Wakatobi, Raja Ampat, Bangka Belitung, Bromo Tengger Semeru, dan Morotai,” terang Teguh.
Tegus menegaskan, pada 2022, pemerintah telah menetapkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang fokus pada pemulihan ekonmoi dan reformasi struktural.
Di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, RKP itu akan diimplementasikan dalam sejumlah langkah. Pertama, pemerintah akan fokus pada pemulihan pasar melalui insentif paket wisata, travel corridor arrangement dan travel bubble, kampanye Bangga buatan Indonesia, serta pengadaan barang dan jasa pemerintah juga BUMN.
Kemudian, pemerintah juga akan fokus pada pemulihan lapangan kerja melalui bantuan pemulihan tenaga kerja parekraf serta pemulihan jam kerja dan re-hiring.
“Pemerintah juga akan fokus pada pemulihan industri parekraf melalui penerapan CHSE (Clean, Health, Safety dan Environment)
di destinasi, adaptasi digitalisasi, pembangunan infrastruktur di lima DPSP (Destinasi Pariwisata Super Prioritas), revitalisasi bali dan pemulihan destinasi unggulan lainnya ,seperti Batam-Bintan, Bandung, dan Banyuwangi,” tandasnya.
PU/Pemred: Ketty Saukoly