Perdana Menteri PNG James Marape Minta Warganya Tempuh Pendidikan Tinggi di International University of Papua
4 min readKehadiran International University of Papua (IUP) di Tanah Air tentunya membuat nama Indonesia harum, terlebih lagi pendidikan dan sumber daya manusia (SDM) hebat serta pintar dapat tercipta dari IUP. Dengan sepak terjang IUP hingga terdengar diberbagai negara-negara, hal ini terbukti Founder IUP Samuel Tabuni menjadi salah satu tamu terhormat yang diundang Perdana Menteri (PM) Papua New Guinea (PNG) bersama utusan Negara Israel.
TOP-NEWS.id, PORT MORESBY – Perdana Menteri Papua New Ginea (PNG) James Marape menerima kunjungan dari sejumlah utusan Negara Israel, Selasa (2/11/2022). Pertemuan tersebut, membahas berbagai hal dalam rangka upaya membangun kerjasama antar negera dalam kaitannya dengan pengembangan teknologi pertanian, pertahanan, keamanan, pertambangan, kelautan dan kebudayaan antara Israel dan PNG.
Hadir dalam pertemuan tersebut, sejumlah pejabat tinggi PNG, seperti Menteri Pertanian, Menteri Pertambangan, Menteri Luar Negeri, Menteri Perikanan dan Kelautan dan anggota Parlemen Dapil Vanimo Green yang juga sekaligus sebagai Ketua Komisi Parlemen PNG Bidang Perbatasan dan Keamanan Hon Belden Namah MP.
Usai pembahasan kerjasama antara Israel dan PNG, James Marape dan Samuel Tabuni membahas mengenai IUP yang telah memulai perkuliahan angkatan pertamanya setelah mendapatkan izin pendirian dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEKDIKTI) Republik Indonesia (RI) pada Februari 2022 di Jayapura, Papua.
PM James Marape mengapresiasi langkah yang ditempuh Samuel Tabuni bersama seluruh tim yang telah berupaya keras membangun universitas bertaraf internasional pertama di Tanah Papua, yang harapannya dapat turut memfasilitasi warga negara PNG yang berada di daerah-daerah perbatasan dengan Indonesia dalam mengakses pendidikan di Indonesia melalui IUP di Jayapura.
Respons positif dan dukungan kepada IUP dari PM PNG ini tentu juga dianggapnya sebagai sebuah realisasi dari harapan yang ia kemukakan dalam pidatonya ketika melakukan kunjungan kenegeraan ke Istana Kepresidenan RI Bogor 31 Maret 2022.
Berikut kutipan pidato PM PNG James Marape yang diambil dari laman resmi Kementerian Sekretariat Kabinet RI setkab.go.id, “For so long we’ve just focused on border issues. This discussion between the President and myself has now elevated discussion outside of the border issues and more into trade, commerce, economy, public service exchanges, health services and education services exchanges.”
PM PNG juga mengaskan bahwa warganya perlu belajar banyak dari Indonesia, oleh karena itu dirinya mendorong warganya juga untuk belajar Bahasa Indonesia, sehingga bisa menempuh pendidikan tinggi di Indonesia termasuk bekerja di Indonesia.
Pernyataan Perdana Menteri Papua New Guinea ini didukung penuh Hon Belden Namah, MP. Langkah konkret menindaklnjuti instruksi PM PNG di atas, Hon Belden Namah, MP dalam percakapan terpisah dengan pendiri IUP Samuel Tabuni menyatakan bahwa ia akan mengirim dan membiayai 50 – 100 pelajar yang diseleksi dari tiga sekolah yang berada di Vanimo, PNG untuk melanjutkan studi S1 di IUP.
Selain itu, Hon Belden Namah juga berencana mengirimkan sebanyak 25 – 50 guru muda dari Provinsi West Sepik, PNG untuk belajar Bahasa Russia di Papua Language Institute (PLI).
Yakni, untuk persiapan studi lanjut master dan doktor melalui program beasiswa, program kerjasama Pusat Kebudayaan Rusia di Jakarta dengan PLI untuk 2023.
Selain itu, Hon Belden pun berharap dalam waktu dekat dapat dilakukan memorandum of understanding (MoU) atau kerjasama antara University of Goroka (UoG) dengan International University of Papua (IUP) untuk program belajar Bahasa Indonesia jarak jauh.
IUP Akses Pendidikan Terbaik
“Semoga dengan adanya IUP di Jayapura, masyarakat PNG yang berada di daerah dekat perbatasan dengan Indonesia dapat mengakses pendidikan tinggi di universitas yang kami dirikan ini (IUP). Dengan bahasa pengantar kuliahnya adalah Bahasa Inggris, tentu akan sangat menolong masyarakat PNG yang bahasa hari-harinya adalah Bahasa Pidgin dan Bahasa Inggris. Dengan telah dibukanya kembali gerbang batas antara Indonesia dan PNG, saya berharap tahun depan (2023) para calon mahasiswa asal PNG sudah dapat bergabung bersama kami di IUP,” ungkap Samuel Tabuni, dalam rilisnya diterima redaksi, Sabtu (6/11/2022), anak muda Papua pelopor pendidikan yang mengangkat nama Indonesia di mata manca negara, yang saat ini masih berada di Port Moresby, ibukota PNG.
Founder & CEO at Papua Language Institute (PLI) and Maga Education Papua Foundation (MEP) ini, juga menyampaikan bahwa dirinya berharap ke depan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Pidgin dapat menjadi bahasa hari-hari masyarakat yang ada di Pasifik, Melanesia, dan Indonesia.
Menurutnya, hal ini akan memudahkan proses kerjasama diberbagai sektor dalam usaha membangun SDM di wilayahnya masing-masing dan menjadi masyarakat yang maju, berkembang dan moderen dengan tetap terikat pada akar budayanya masing-masing yang unik.
Sebagaimana kita ketahui pada 24 Oktober 2022, perbatasan Indonesia – PNG (Watung) telah resmi kembali dibuka. Pembukaan kembali pos perbatasan tersebut, ditandai dengan pembukaan gembok pagar batas di Pos Perbatasan Wutung oleh Gubernur West Sepik Tony Wouwou, MP dan anggota Parlemen Dapil Vanimo Green, yang juga sekaligus sebagai Ketua Komisi Parlemen PNG Bidang Perbatasan dan Keamanan Hon Belden Namah, MP dengan disaksikan Dirjen Imigrasi PNG dan pejabat perbatasan kedua negara.
Sumber: Direktur Media Centre YMEP Abdiel Fortunatus Tanias
EEditor: Frifod