Solusi Permasalahan Pupuk, Lamhot Sinaga Gandeng BRIN untuk Pengolahan Kompos di Toba
3 min readTOP-NEWS.id, KABUPATEN TOBA – Anggota DPR RI Komisi VII Ir Lamhot Sinaga bekerjasama Badan Riset Dan Inovasi Nasional (BRIN) melaksanakan pelatihan pengolahan pupuk kompos dari bahan hijau dan lokal untuk masyarakat se- Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, di Kecamatan Toba, Sumatera Utara, Sabtu (8/10/2022).
Plt Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah BRIN Dr Wihatmoko Waskitoaji dalam sambutannya mengatakan bahwa program ini masyarakat bertanya BRIN menjawab merupakan rangkaian alokasi dan progres kegiatan untuk masyarakat tahun anggaran 2022.
Hasil dari rapat bersama dengan Komisi VII DPR RI sebagai mitra kerja BRIN menyetujui atas inisiasi anggota DPR RI Komisi VII Lamhot Sinaga untuk melakukan berbagai pelatihan dan riset di kawasan Danau Toba.
“Justru itu kami hadir untuk masyarakat. Artinya, ketika perlu sentuhan BRIN siap membantu, tidak perlu khawatir bisa memanfaatkan skema pelatihan untuk semua teknologi,” ungkapnya.
Anggota DPR RI Komisi VII Lamhot Sinaga mengatakan, kegiatan riset seperti ini, adalah hasil keputusan rapat dengan mitra kerja BRIN.
“Kami waktu lalu di Komisi VII dengan mitra kerja kami BRIN sepakat untuk melakukan riset,” katanya.
Melihat dan merasakan permasalahan yang dialami oleh masyarakat soal kebutuhan pupuk perlu sebuah inovasi untuk melalui riset.
“Permasalah pupuk ini bukan hanya di Toba saja, hal serupa akan kita lakukan di Kabupaten Samosir bekerjasama dengan BRIN. Saya berpikir untuk pengolahan kompos di Toba melihat mata pencaharian masyarakat 94 persen dari sektor pertanian,” tutur Lamhot.
Lamhot Sinaga mengakui, pupuk kimia adalah permasalahan klasik yang dialami masyarakat petani di kawasan Danau Toba saat ini. Alhasil, perlu untuk mencari solusi dari permasalahan itu.
“Masalah keterbatasan produksi pupuk subsidi di petani kita. Perlu solusi dengan pembuatan dan pengolahan kompos,” harapnya.
Dia beberkan soal data produksi produsen pupuk nasional dengan kapasitas produksi 15 juta pertahun padahal kebutuhan pupuk nasional sebanyak 23 juta ton subsidi dan non subsidi.
“Melihat perbandingan produksi pupuk nasional dengan kebutuhan pupuk secara nasional masih kurang. Itu artinya kita masih impor kurang lebih 8 juta ton. Dengan kapasitas 15 juta ton per tahun dan 9 juta pupuk bersubsidi dan 6 juta per tahun non subsidi, artinya masih kurang 8 ton lagi,” ungkapnya.
Menurut Ketua DPP Golkar ini bahwa rentetan permasalahan pupuk nasional tersebut berdampak pada pertanian masyarakat. Dengan ketersediaan pupuk kompos
“Melihat itu, kondisi keterbatasan pupuk saat ini, tidak mampu menggerakkan pertanian kita. Khusus di Kabupaten Toba dengan komoditas jagung sudah pasti membutuhkan pupuk untuk pertanaman jagung,” sebutnya.
Berharap Kompos Jadi Solusi Kebutuhan Pupuk
“Kita berharap pupuk kompos menjadi solusi untuk kebutuhan pupuk demi peningkatan kapasitas produksi jagung di samping kebutuhan pupuk untuk tanaman kopi, padi, cokelat, tanaman rempah dan hortikultura,” jelasnya.
Dengan kehadiran BRIN, kata Wakil Ketua Umum Kosgoro 1957 ini, diharapkan Pemda Toba terbantu untuk mengatasi permasalahan kebutuhan pupuk kimia melalui inovasi pengolahan kompos bahan hijau dan lokal.
“Pengolahan pupuk kompos sebagai solusi permasalahan pupuk industri di Toba. Kemudian pemda sudah terbantu mengatasi kebutuhan pupuk industri,” tandas Lamhot.
Secara khusus dia menekankan kepada peserta agar memanfaatkan pelatihan pengolahan pupuk kompos dari bahan hijau dan lokal dimanfaatkan dengan baik dan ilmunya dapat diimplementasikan menjadi solusi permasalahan pupuk di Kabupaten Toba.
“Manfaatkan kegiatan ini mengatasi permasalahan pupuk tanpa mengesampingkan permasalahan lainnya seperti ketersediaan bibit jagung. Karena saya tau apa permasalahan yang dialami masyarakat kita saat ini,” ucapnya.
Atas dukungan Lamhot Sinaga juga permasalahan pupuk, tokoh masyarakat Toba, Tansiswo Siagian menyampaikan apresiasi atas kepedulian wakil rakyat terhadap permasalahan yang dialami masyarakat saat ini.
“Saya sudah melihat dan mendengar apa yang sudah dilakukan Lamhot Sinaga di Kabupaten Toba. Ini bukan yang pertama kalinya memberikan hal positif untuk masyarakat,” ujarnya.
“Bahwa Lamhot Sinaga yang sangat kami kenal peduli dengan masyarakat. Itu dirasakan ketika masyarakat Toba dalam masalah dengan pupuk. Namun Lamhot Sinaga mencoba memberikan solusinya dengan menggandeng BRIN,” terangbdia.
Sementara itu, salah satu peserta pelatihan, Charles Marbun mengatakan bahwa kehadiran pelatihan pembuatan pupuk kompos yang diprakarsai Lamhot Sinaga bekerjasama dengan BRIN akan berdampak positif bagi petani.
“Atas perbuatan nyata yang dilakukan Lamhot Sinaga membuktikan perjuangannya untuk masyarakat di Tapanuli, dan melalui perjuangannya ini, semoga Tuhan menyertai beliau dalam melaksanakan tugasnya dan diberikan umur panjang dan duduk kembali pada periode berikutnya,” pungkasnya.
Reporter: Rijhondy Siregar
Editor: Frifod