Ketua DPW Apkasindo Papua Pdt Albert Yoku : Saya akan Bangkitkan Kembali Sawit Papua, Ini Sumber Hidup Petani Sejak Dulu
5 min readTOP-NEWS.id, JAYAPURA – Sawit dalam ekonomi Indonesia memiliki empat peran yang sangat penting. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan semua pihak untuk ikut andil dalam kampanye sawit baik.
Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada sidang DPR-MPR Agustus lalu mengatakan, industri sawit telah memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Hasil produksi sawit nasional telah dimanfaatkan untuk berbagai produk makanan sehat, energi baru terbarukan dan produk sehari-hari.
Untuk itu, hadirnya industri sawit di Tanah Papua sangat membantu pengangguran. Dengan berkomitmen menciptakan lapangan kerja dan membantu pengentasan kemiskinan serta menyejahterakan petani sawit, juga menyerap tenaga kerja dari Orang Asli Papua (OAP).
Hal ini disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Provinsi Papua Pdt Albert Yoku kepada TOP-NEWS.id, di ruang kerjanya di Sekretariat Stadion Barnabas Youwe, Sentani, Kabupaten Jayapura, Minggu (5/9/2021).
Dikatakan Ketua Apkasindo Papua, untuk membangkitkan kembali perkebunan kelapa sawit di Tanah Papua, tentunya semua warga masyarakat dan stakeholder saling mendukung, demi memajukan perkebunan sawit di Papua.
Petani Sawit Harus Sejahtera
Apalagi keberadaan kelapa sawit Papua tersebar di delapan kabupaten dengan luas lahan 600 ribu hektare (ha). Sementara kebun milik PTPN II di Kabupaten Keerom luasnya sekitar 6.000 ha.
Jumlah petani baik plasma, KKPA (Kredit Koperasi Primer Anggota), dan swadaya mencapai 40 ribu tenaga kerja di Papua dari delapan daerah.
“Delapan kabupaten keberadaan perkebuman kelapa sawit, yakni Kabupaten Keerom, Kabupaten Jayapura, Merauke, Mimika, Mappi, Bouven Digoel, Kabupaten Nabire, dan Kabupaten Asmat. Hampir sejuta hektare di Papua,” ujar Pdt Albert Yoku.
Ketua Apkasindo Papua ini juga menambahkan, perkebunan kelapa sawit akan mampu merestorasi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di Papua.
Menurutnya, potensi pengembangan kelapa sawit di Papua harus dikembangkan untuk mengentaskan rakyat dari kemiskinan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menimbulkan multiplier effect.
“Sawit menjadi penyelamat ekonomi petani di Papua. Petani sawit juga akan tetap menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya. Adanya sawit dapat sejahterakan masyarakat dan petani itu sendiri,” jelasnya dengan nada semangat.
Pdt Albert Yoku mengatakan, keinginan dirinya sejak terpilih tahun lalu meninginkan petani sawit dan keluarganya hidup sejahtera dan berkecukupan ekonominya.
“Saya akan bangkitkan perkebunan sawit di Papua, jadi kami meminta agar semua kalangan mendukung kami, bukan mencari kekurangan atau kesalahan kami. Ini demi kita bersama dan demi membangun Papua,” pintanya.
Ada yang membuat Ketua Apkasindo Papua ini kecewa, yakni sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) dari lingkungan hidup yang mencari celah kekurangan dari keberadaan industri sawit.
“Dengan adanya industri sawit, mereka (LSM) menyerang kebun sawit terkait limbahnya. Namun, sampai hari ini tidak ada itu dampak lingkungan dari akibat limbah sawit. Justru yang berdampak bagi petani sawit, adalah tidak beroperasinya pabrik kelapa sawit,” jelas Ketua Apkasindo.
Dijelaskan Pdt Albert, jika pabrik kelapa sawit beroperasi tentunya dapat membeli dan menampung serta mengelola tandan buah sawit atau TBS dari para petani sawit, sehingga perekonomian mereka membaik.
“Saya lebih memilih kesejahteraan rakyat atau petani sawit dari pada membicarakan dampak lingkungan. Karena, untuk Papua belum ada ditemukan dampak lingkungan dari perkebunan sawit atau dari hasil industrinya.
Dalam peningkatan perekonomian dari sawit ini, Ketua Apkasindo Albert Yoku, dampaknya dari dulu sangat baik untuk anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) masing-masing kabupaten itu dan semakin meningkat.
Bahkan, para petani pun sangat sejehtera dari hasil kebun sawitnya. Pasalnya, petani sawit memiliki satuan pemukiman (SP), juga ada perkebunan inti rakyat (PIR).
“Mereka punya tempat tinggal, anak bisa sekolah, sementara orangtua bisa kerja. Jadi bisa lebih sejahtera,” ucapnya.
Sebagai Ketua DPW Apkasindo Papua, Pdt Albert Yoku berbicara soal sawit, ia lebih setuju melihat dan bicarakan kenapa perkebunan sawit bisa macet, padahal lahan begitu luas tersedia.
Dia mencontohkan, kebun sawit milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) II di Arso, Kabupaten Keerom luasnya 8000 hektare, padahal PTPN II sudah memiliki pabrik kelapa sawit atau PKS. Sayangnya hampir enam tahun sudah tidak beroperasi, karena gangguan permodalan dan lainnya.
Akibatnya, ribuan petani sawit menganggur dan tidak mendapatkan apa-apa serta perkebunan tidak terurus.
“Perkebunan telantar dan bisa muncul ulah sosial yang tidak diinginkan. Terlebih disitu daerah perbatasan PNG (Papua New Guinea). Makanya Apkasindo sosialisasikan dan memperjuangkan nasib petani sawit,” terang dia lagi.
“Saya lebih condong untuk memulihkan kebun sawit petani supaya bisa bangkit lagi agar petani sawit bisa hidup sejahtera. Apalagi sudah menjadi kampung atau distrik (kecamatan) yang banyak jemaatnya, ada gereja dan masjid. Kami tidak akan membiarkan petani sawit diam begitu saja hanya karena iklim. Selama perkebunan sawit tidak memberikan dampak negatif, kita lebih baik memulihkan perkebunannya agar kembali hidup,” tandasnya.
Ketua Apkasindo Papua yang saat ini menjabat Wakil Ketua Umum II Sub PB PON Kabupaten Jayapura ini menceritakan, dulu ada oknum-oknum atau raja-raja kecil mempengaruhi petani kelapa sawit di Papua tentang perubahan iklim yang berdampak ke lingkungan dan lainnya.
“Tapi saya tetap yakinkan mereka (petani sawit) agar tidak mendengar atau takut dengan ancaman oknum-oknum tersebut. Saya bilang kalau kita ada tidak merusak lingkungan, tapi kami bekerja keras untuk mengolah sumber daya alam dengan tetap menjaga lingkungan yang sudah diberikan Tuhan kepada kita, jadi kita harus menjaga dan memeliharanya,” cerita Waketum II PB PON ini.
Sebagai tokoh agama dan tokoh masyarakat, dengan banyak segala aktivitas, Pdt Albert Yoku yang terpilih sebagai Ketua DPW Apkasindo Provinsi Papua sejak 2019 ini terus memperjuangkan perkebunan sawit di Tanah Papua agar dapat bangkit kembali untuk bisa berasaing di tingkat nasional maupun tingkat global.
“Tanah kami luas dan udaranya pun masih bersih tanpa polusi, jadi kami akan berjuang bangkitkan kembali kebun sawit demi kesejahteraan petani sawit. Itu tujuan saya,” katanya.
Pdt Alber merasa ini menjadi tugas berat DPW Apkasindo untul mengembalikan kejayaan sawit Papua masa lalu. Dijelaskannya, perkebunan sawit sudah ada di Papua sejak 1980, dan masyarakat pun sangat menikmati hasil dari perkebunan sawitnya.
Untuk itu, Ketua Apkasindo ini berujar dan berjanji akan mengembalikan kejayaan sawit seperti masa lalu itu, namun tentunya Apkasindo Papua tidak bisa bekerja sendirian.
“Apkasindi Papua butuh dukungan dan pendampingan penuh dari DPP Apkasindo, begitu juga dari Dirjen Perkebunan dan Dinas Perkebunan yang ada di Papua. Biar kami bisa menerapkan Good Agriculture Practices (GAP),” harap Pdt Albert Yoku, sembari menambahkan bahwa kelapa sawit sudah menjadi sumber hidup utama petani di Papua sejak dulu.
Reporter : Yolanda Suebu