Menparekraf Apresiasi Regar Lestarikan Musik Melayu lewat “Urban Melayu”
2 min readTOP-NEWS.id, JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi upaya musisi Regar untuk melestarikan musik Melayu dengan memperkenalkan genre “Urban Melayu”.
Apa yang dilakukan musisi asal Sumatera Utara ini ditehaskan Sandiaga, patut mendapat apresiasi. Karena kehadiran “Urban Melayu” diyakini mampu menarik perhatian generasi muda untuk menikmati dan melestarikan musik Melayu.
“Regar ini adalah anak muda penggagas genre musik Urban Melayu yang patut kita apresiasi,” ungkap Sandiaga dalam Siaran Pers Kemenparekraf, dikutip Selasa (25/6).
Regar yang bernama lengkap Halim Arafat Siregar berkolaborasi dengan label Wiken Musik yang didirikan oleh musisi Sandy Canester.
Dalam “The Weekly Brief With Sandi Uno” di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, baru-baru ini (19/6), Sandy Canester mengatakan, Urban Melayu sebenarnya adalah genre musik yang ia cetuskan bersama Regar sebagai bentuk keresahan mereka akan minat generasi muda terhadap musik Melayu yang begitu rendah.
“Kami pikir musik Melayu sebagai akar-akar budaya kita ini bisa relate dengan kondisi sekarang, bisa diterima oleh anak muda sekarang,” ujar Sandy.
Regar menambahkan, musik Melayu itu tidak kalah menarik dengan genre-genre musik lain yang diminati generasi muda.
“Jadi cara saya mengenalkan musik Melayu ke anak muda itu adalah dengan mengemas lagu-lagu tersebut dengan sound yang modern,” ujar Regar.
Sementara itu, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Ni Made Ayu Marthini, mengungkapkan hasil kreativitas anak muda seperti Regar ini patut diamplifikasi dan dipromosikan ke pasaran. Sehingga tidak hanya mengembangkan potensi ekraf musik Melayu saja, namun juga melestarikan kearifan tradisi dan budaya lokal.
“Kami menyambut baik sekali kehadiran Urban Melayu, karena Melayu ini merupakan salah satu basis budaya yang perlu kita dukung dan kita angkat sebagai bagian dari ekonomi kreatif yang berbasis tradisi,” tutur Made.