Curah Hujan Tinggi di Soppeng, Sejumlah Kecamatan Terendam
2 min readTOP-NEWS.id, SOPPENG – Hujan deras yang mengguyur beberapa hari terakhir ini menyebabkan terjadinya banjir di sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan, Sabtu (28/8/2021).
Banjir terparah terjadi di Kabupaten Soppeng akibat meluapnya Sungai Walanae merendam pemukiman, persawahan dan perkebunan milik warga setempat.
Adapun video viral yang beredar memperlihatkan situasi banjir. Dalam video tersebut, orang yang mengabadikan situasi banjir itu sesekali berteriak, “banjir banjir, huuuh hilang sudah excavator,” kata perekam video.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Soppeng Sharani Razak menjelaskan, beberapa desa dan kecamatan yang selama ini menjadi langganan banjir kembali terendam.
“Seperti di Desa Lompulle (Kecamatan Ganra), Walimpong, Desa Bara (Kecamatan Marioriawo), Desa Cabbenge (Kecamatan Lilirilau), Desa Batu-Batu Kecamatan Marioriawa), dan Desa Pacongkang -Kampiri (Kecamatan Citta),” ungkap Sharani kepada wartawan, Sabtu (29/8/2021).
Sementara Kapolsek Marioriawa Polres Soppeng Soppeng Iptu Didid Rukminto Putranto saat dihubungi mengatakan bahwa ia bersama personel Polsek Marioriawa dalam tugas pengendalian pengamanan di jalan poros provinsi yang menghubungkan Soppeng – Sidrap terkena banjir, akibat curah hujan tinggi.
“Mengakibatkan banjir menggenangi ruas jalan provinsi,” jelas Kapolsek Didit, sembari menambahkan, dalam situasi banjir begini kami juga mengantisipasi gangguan kamtibmas yang dapat terjadi serta menyiagakan langsung personel guna membantu masyarakat yang terdampak banjir.
Untuk sementara, kata Kapolsek, ruas jalan provinsi yang menghubungkan dua kabupaten, yakni Soppeng dan Sidrap saat ini masih dapat dilalui.
“Namun kami mengimbau agar para penguna jalan untuk berhati-hati jika melaluinya, hal ini dikarenakan genangan air masih ada di jalan,” pungkas Iptu Didid Rukminto.
Terpantau di lapangan, Kapolsek Marioriawa Iptu Didid Rukminto terjun langsung menerobos banjir, memantau kondisi ruas jalan yang menghubungkan dua kabupaten tersebut.
Di Kecamatan Citta, Marhudi, selaku Kepala Desa (Kades) Kampiri menyampaikan, selain merendam ratusan rumah warga, banjir juga menggenangi sekitar puluhan hektare lahan persawahan milik warga yang sudah siap panen.
“Potensi kerugian yang dapat ditimbulkan akibat banjir yang merendam sawah petani khusus wilayah Kecamatan Citta ditaksir mencapai ratusan juta rupiah,” terang Kades Kampiri.
Selain itu, ujarnya, banjir juga berdampak pada proses pembangunan Jembatan Gantung Walimpong, Desa Barae, Kecamatan Marioriwawo.
“Yang mana sebagian besar material jembatan hanyut terbawa air, sehingga proses pembangunan terhambat,” katanya.
https://youtu.be/VGq8Ya6SwAs
Reporter : Andi Sudirman / Anchu