Waspada! Cuaca Ekstrem dan Bencana Hidrometeorologi Masih Mengintai Hingga Februari
3 min readTOP-NEWS.id, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, cuaca ekstrem masih mengancam sebagian besar wilayah Indonesia hingga Februari mendatang.
Masyarakat diminta waspada dan siap-siaga akan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi.
“Cuaca ekstrem ini dapat terjadi selama periode puncak musim hujan yaitu di bulan Januari dan Februari. Potensi hujan lebat hingga sangat lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi masih memiliki peluang yang tinggi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Jum’at (12/1/2024).
Ada tiga penyebab terjadinya cuaca ekstrem di Indonesia. Pertama, Monsun Asia yang menunjukkan aktifitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Kondisi ini berpotensi dapat disertai adanya fenomena seru akan dingin yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
“Kedua, adanya daerah tekanan rendah yang terpantau di sekitar Laut Timor, Teluk Carpentaria dan di Samudra Hindia barat Sumatera yang dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator,” papar Dwikorita.
Selain itu juga dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi bagian selatan, serta berdampak pada peningkatan gelombang tinggi di perairan sekitarnya.
Penyebab ketiga yaitu aktifitas gelombang atmosfer masih menunjukkan kondisi yang signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan kedepan, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial.
Kondisi tersebut dapat meningkatkan aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia.
Terkait hal tersebut, BMKG mewanti-wanti masyarakat untuk senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang hingga sepekan kedepan.
Sedangkan, untuk daerah dataran tinggi atau rawan longsor dan banjir, lanjut Dwikorita, diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang dan berkurangnya jarak pandang.
“Sebaiknya, secara berkala atau sebelum beraktivitas, masyarakat memantau informasi cuaca yang dikeluarkan resmi oleh BMKG. Dengan begitu dapat lebih antisipatif jika sewaktu-waktu terjadi cuaca ekstrem,” imbuhnya.
Bencana Hidrometeorologi di Jawa Barat
Sementara itu, menanggapi terjadinya bencana hidrometeorologi di Jawa Barat, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan, BMKG telah merilis peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah tersebut yang terus diperbaharui secara berkala menyesuaikan kondisi dinamika atmosfer.
Sebagaimana diketahui, sejumlah wilayah di Jabar dilanda bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem pada 11 Januari 2024.
Diantaranya, banjir disertai lumpur dari luapan aliran Sungai Cikapundung di Kota Bandung, hujan dan angin kencang yang menyebabkan pohon tumbang di Pegaden Barat Kabupaten Subang,
tanah longsor di Kecamatan Coblong Kota Bandung dan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang dan Bungbulang Kabupaten Garut.
Banjir juga merendam jalan raya Cikawung – Wado di Kabupaten Indramayu, banjir bandang di Kecamatan Lembang Bandung Barat, dan hujan lebat disertai kilat petir dan angin kencang yang terjadi di wilayah Desa Jomin, Kecamatan Kota Baru , Kabupaten Karawang.
Hujan dan angin kencang ini mengakibatkan atap rumah warga rusak. Andri menyebut kondisi dinamika atmosfer di sekitar Indonesia masih berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dalam sepekan kedepan.
Dikatakan Andri, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di sebagian wilayah Indonesia, yaitu hingga 13 Januari berpotensi terjadi di sebagian Sumatera Utara, Sumatera Barat.
Berpotensi terjadi di Riau, Kep.Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kep.Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua, dan Papua Barat.
Sedangkan pada tanggal 14-17 berpotensi terjadi di sebagian Aceh, Riau, Kep.Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kep.Bangka Belitung,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur,Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua, dan Papua Barat.
“Kepada masyarakat di daerah tersebut kami himbau untuk senantiasa waspada terhadap terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan intensitas sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang. Biasanya situasi ini dicirikan dengan kondisi panas terik antara pukul 10.00 hingga 14.00 WIB yang selanjutnya ditandai dengan munculnya awan cumulonimbus (CB) yang berwarna gelap, tebal, dan berbentuk seperti kembang kol,” pungkasnya.*
Sumber: BMKG