Debat Capres Berpengaruh terhadap Pemilih?
3 min readTOP-NEWS.id, JAKARTA – Debat Capres-Cawapres 2024 dinilai kurang berpengaruh terhadap elektabilitas pasangan calon, menurut pengamat. Akan tetapi, tim sukses capres-cawapres meyakini bahwa debat tersebut akan sangat penting bagi elektabilitas para calon.
Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saiful Mujani, menyimpulkan berdasarkan kajian elektabilitas yang ia lakukan bahwa debat capres-cawapres tidak berpengaruh secara signifikan terhadap suara pemilih.
“Kalau mengukur elektabilitas dari hasil survei sebelum debat dan hasil survei setelah debat, dari rangkaian Pilpres 2004 sampai 2019 kemarin, pengaruh debat tidak terlalu besar sebenarnya,“ jelas Mujani dalam keterangannya dikutip, Rabu (13/12/2023).
Sebab, ia mengatakan, orang-orang yang menonton debat cenderung sudah menjadi pengikut setia alias partisan. Sementara, para pemilih mengambang atau undecided voters kebanyakan tidak berminat atau tidak terjangkau oleh debat tersebut.
Di sisi lain, Direktur Algoritma Research and Consulting sekaligus dosen ilmu politik dari Universitas Indonesia, Aditya Perdana, menilai debat capres masih dapat mempengaruhi masyarakat yang mencari kejelasan terkait program yang diusung masing-masing paslon.
“Karena dugaan saya itu akan bisa merubah keadaan dalam elektabilitas capres-cawapres,“ ungkap Aditya.
Hasil survei terbaru periode November-Desember 2023 dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), Indikator Politik dan Litbang Kompas menunjukkan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran berada di peringkat satu.
Di sisi lain, perbedaan elektabilitas Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud masih sengit dalam memperebutkan peringkat kedua.
Juru Bicara (Jubir) Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Aiman Witjaksono mengatakan, debat menjadi kesempatan bagi paslon untuk meningkatkan elektabilitas.
Sementara, Jubir Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Herzaky Mahendra Putra menilai debat capres-cawapres tidak akan membuat banyak perubahan terhadap elektabilitas para calon.
Sedangkan Jubir Tim Nasional Pemenangan (Timnas) Anies-Muhaimin, Angga Putra Fidrian mengatakan debat capres-cawapres berpotensi meningkatkan suara 5-6 persen, namun upaya kampanye di lapangan masih lebih berpengaruh pada elektabilitas.
Pendiri lembaga riset SMRC sekaligus doktor ilmu politik lulusan Ohio State University, Saiful Mujani mengatakan bahwa selama empat kali pemilihan presiden, perbandingan suara sebelum debat dan pascadebat tidak menunjukkan perubahan signifikan.
Bahkan, jumlah orang yang menonton debat capres yang disiarkan secara langsung pun cenderung sedikit dibandingkan dengan total pemilih 204 juta orang.
“Jadi dilihat dari pengaruhnya terhadap elektabilitas pasangan. Kalau kita bandingkan, sebelum debat dan setelah debat itu perubahannya tidak banyak, tidak signifikan,” kata Saiful.
Ia menyebut beberapa faktor yang membuat debat kurang berpengaruh, di antaranya minim akses terhadap debat dan minat masyarakat yang cenderung kecil.
Selain itu, materi dan substansi debat kurang menunjukkan perbedaan antara para pasangan calon. Sehingga, masyarakat sulit membedakan calon mana yang lebih baik ataupun lebih buruk.
Oleh karena itu, dirinya menyebut debat capres-cawapres lebih bersifat seremonial.
“Ini (debat) menunjukkan kepada publik kebersamaan, yang sebetulnya baik, tapi ini suasana kontestasi. Kontestasi harus dibuat beda antarcalon. Kalau sama semua, buat apa ada kontestasi?” katanya.
Di sisi lain, pengamat politik dari Universitas Indonesia, Aditya Perdana menilai debat capres-cawapres masih memiliki peran penting, khususnya dalam mengedukasi publik tentang program-program dan visi-misi yang akan dibawa para paslon.
“Orang memang menantikan debat, karena dalam beberapa pekan terakhir saja sudah ada banyak informasi terkait itu. Termasuk kontroversi terkait cawapres ikut atau tidak di dalam debat itu,” tutur Aditya.
Ia mengatakan masyarakat lebih memperhatikan substansi ketimbang hanya mengenal sosok atau figur yang berkontestasi dalam pilpres.
Oleh karena itu, debat capres-cawapres menjadi sarana untuk membantu publik dalam menentukan pilihan.
Editor: Frifod