Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas Guguran, Boyolali dan Magelang Hujan Disertai Abu Vulkanik
3 min readTOP-NEWS.id, JAKARTA – Jumat (8/12) pukul 14.46 WIB, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran (APG). Arah angin terdeteksi mengarah ke utara. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan terjadi hujan dengan intensitas tinggi di wilayah puncak Gunung Merapi dan sekitarnya.
Hasil perekaman data seismogram BPPTKG, luncuran APG terjadi beberapa kali mulai dari Pukul 14.49, durasi 360 detik, amplitudo maksimal (amak) 73 mm.
Pukul 14.56, durasi 120 detik, amak 75 mm. Pukul 14.59, durasi 120 detik, amak 78 mm. Pukul 15.06, durasi 137 detik, amak 69 mm. Pukul 15.09, durasi 137 detik, amak 76 mm. Pukul 15.32, durasi 106 detik, amax 75 mm dan Pukul 15.48, durasi 123 detik, amak 72 mm.
Adapun jarak luncur terdeteksi hingga 3.500 meter arah Barat Daya (Kali Krasak). BPPTKG juga mengkonfirmasi bahwa APG tersebut terpantau di dua pos pengamatan yakni Pos Jurangjero dan Pos Babadan. Akan tetapi visual sedikit terhalang oleh kabut tebal maupun hujan.
Dikutip dari laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (8/12), Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan mengkonfirmasi kejadian APG tersebut.
Laporan dari petugas Pos Babadan, Yulianto, menyatakan secara visual APG berwarna kelabu pekat terpantau namun tertutup kabut putih. Sedang terjadi hujan dan membawa abu vulkanik sampai ke wilayah Desa Krinjing dan Desa Paten, Kecamatan Dukun di Kabupaten Magelang serta Desa Stabelan, Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
“Berdasarkan laporan tim yang sedang piket dari Pos Babadan melaporkan visual sementara tertutup kabut. Namun memang terpantau ada APG Gunung Merapi,” jelas Yulianto, Tim Pos Babadan.
Hujan abu campur air tersebut terjadi di Desa Krinjing, Desa Paten, Desa Tlogolele, Desa Klakah, Pak.
Tim BPBD Boyolali dan Magelang Turun ke Lapangan
Sebagai upaya penanganan darurat dan kaji cepat, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Suratno,
mengatakan, anggotanya telah menuju lokasi terdampak, setelah menerima laporan dari Tim Siaga Desa (TSD) Tlogolele.
“Tim BPBD sudah menuju lokasi,” jelas Suratno. Mengingat kondisi saat ini sedang terjadi APG dan hujan dalam waktu yang sama, Suratno juga memonitor laporan dari anggotanya tersebut untuk memperhatikan keselamatan.
Apabila memang belum memungkinkan mencapai lokasi karena visibility terbatas maupun kondisi cuaca yang belum dapat dipastikan, maka Suratno akan menarik mundur sementara anggota namun tetap berkoordinasi dengan tim TSD Tlogolele.
“Tim yang bergerak kami upayakan agar memperhatikan keselamatan, mengingat saat ini sedang terjadi hujan dan APG masih berlangsung. Kalau tidak memungkinkan ya sudah. Kita tunda namun tetap memonitor laporan dari tim TSD,” jelas Suratno.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasito mengatakan, hujan air bercampur abu vulkanik dirasakan di lima desa di Kecamatan Dukun dan Kecamatan Sawangan. Tim BPBD Kabupaten Magelang sudah bersiaga di sejumlah titik lokasi yang dinilai paling rawan dan berpotensi terdampak paling parah.
“Tim BPBD Kabupaten Magelang sudah stand by di sejumlah lokasi,” jelas Edi. seraya mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas di sepanjang sungai seperti Sungai Senowo, Sungai Bebeng dan Sungai Lamat.
Saat ini sedang terjadi hujan di wilayah puncak Gunung Merapi, sehingga dapat berpotensi terjadi banjir lahar dingin.
“Kami sudah mengimbau dan melarang segala aktivitas masyarakat khususnya di sepanjang aliran Sungai Senowo, Sungai Bebeng dan Sungai Lamat. Karena bisa berpotensi terjadi banjir lahar dingin,” kata Edi.
Belum ada laporan korban jiwa. Adapun proses kaji cepat lanjutan masih dilakukan oleh tim gabungan di lapangan, baik dari wilayah Boyolali maupun Magelang.